MAKALAH
MANAJEMEN KINERJA
tentang
PENILAIAN KINERJA
Oleh :
Nur afandi
11.312.013
universitas
MUHAMMADDIYAH GRESIK
JURUSAN
EKONOMI PRODI MANAJEMEN
2013
MAKALAH
MANAJEMEN KINERJA
tentang
PENILAIAN KINERJA
Oleh :
Nur afandi
11.312.013
universitas
MUHAMMADDIYAH GRESIK
JURUSAN
EKONOMI PRODI MANAJEMEN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah Manajemen Kinerja dengan judul Pentingnya Penilaian Kinerja ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan.
Akhirnya
melalui kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun mengharapkan
semoga makalah ini berguna bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Gresik, 10 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR
.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI
.................................................................................................................. ii
BAB
I. PENDAHULUAN........................................................................................ .. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penilaian Kinerja ...................................................................... 2
C. Kriteria
penilaian manajemen kinerja.......................................................
7
D. Pengukuran
Kinerja..................................................................................
8
E. Syarat-syarat
Berkualitasnya Penilaian Kinerja ......................................... 8
F. Unsur-unsur
Kunci dalam Penilaian Kinerja ............................................ 10
BAB
III. KESIMPULAN
........................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi melalui
industrialisasi, perdagangan, real
estate, asuransi, perbankan, bisnis jasa maupun pengembangan agrobisnis
yang berorientasi pada akumulasi modal, ataupun pembangunan di sektor lainnya
dan pemerataan pendapatan tercermin diantaranya dalam produktivitas nasional
sebagai salah satu indikator kinerja sebuah bangsa. Dalam kaitan itu, orang-orang
mulai melihat pentingnya melakukan usaha nyata secara produktif, efisien, dan
efektif dalam setiap kehidupan. Oleh karena itu, orang-orang mulai memikirkan
cara-cara yang benar dalam berkarya atau bekerja untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat sesuai dengan harapan mereka masing-masing. Mengingat
pentingnya sumber daya manusia (SDM) di antara faktor-faktor produksi lain,
perusahaan melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan karyawan demi tercapainya kinerja yang diharapkan. Dengan
kinerja karyawan yang tinggi diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat
berarti bagi kinerja dan kemajuan perusahaan.
Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di
dalam berbagai bidang sudah merupakan tuntutan dunia global yang tidak dapat
ditunda. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, justru kita seharusnya
lebih menyadari bahwa kita dituntut untuk memiliki kemampuan dalam membuat
rencana pengembangan SDM yang berkualitas. Bila saatnya nanti kita berhasil
mengatasi krisis moneter, SDM kita hendaknya telah siap untuk memasuki era
persaingan bebas sebagai era pertukaran barang dan jasa tanpa batas sehingga
SDM yang ada telah siap bersaing dengan SDM negara-negara tetangga serta SDM
dari negara-negara ekonomi maju.
Dalam
upaya mengatasi permasalahan yang kompleks ini, manajemen dapat melakukan
perbaikan ke dalam, yang salah satunya melalui pengembangan SDM. Perbaikan
kondisi internal ini sekaligus bertujuan untuk memperkuat diri dan meningkatkan
daya tahan dalam menghadapi persaingan lokal dan global yang pasti akan semakin
ketat. Ini artinya perusahaan harus memperbaiki kinerja perusahaannya melalui
perbaikan kinerja karyawannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Kinerja
Bekerja
merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan tertentu dari suatu alam
lingkungan. Perubahan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
mempertahankan hidup, dan memelihara hidup yang pada dasarnya untuk memenuhi
tujuan hidup. Tujuan hidup melalui bekerja meliputi tujuan yang khusus dan
pengelompokan kerja yang menimbulkan rasa berprestasi (sense of an accomplishment) dalam diri individu pekerja tersebut.
Pada dasarnya kebutuhan hidup manusia tersebut tidak hanya berupa material,
tetapi juga bersifat nonmaterial. Di dalam proses mencapai kebutuhan yang
diinginkan, tiap individu cenderung akan dihadapkan pada hal-hal baru yang
mungkin tidak diduga sebelumnya sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan
pengalaman, seseorang akan memperoleh kemajuan dalam hidupnya. Dalam proses
bekerja itulah, seseorang dapat dilihat kinerjanya.
Sementara
itu, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja
adalah terjemahan dari kata performance,
yang menurut The Scribner – Bantam
English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal
dari akar kata “to perform” dengan
beberapa “entries” yaitu : (1)
melakukan, menjalankan, melaksanakan (to
do or carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu
niat atau nazar (to discharge of fulfill;
as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understanding);
dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine).
Beberapa pengertian berikut ini akan memperkaya wawasan kita tentang kinerja.
1. Kinerja
merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian
serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992).
2. Kinerja
merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja
(Griffin: 1987)
3. Kinerja
dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993).
4. Kinerja
merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas
atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif
untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard: 1993).
5. Kinerja
merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan
(Casio:1992).
6. Kinerja
merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses
jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and
Ivancevich: 1994).
7. Pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu.
Ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja individu, yakni: (a) tugas
individu; (b) perilaku individu; dan (c) Ciri Individu (Robbin 1996).
8. Kinerja
sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan
oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn:
1991).
9.
Kinerja sebagai fungsi interaksi antara
kemampuan atau ability (A), motivasi
atau motivation (M) dan kesempatan
atau Opportunity (O), yaitu kinerja =
f (A x M x O). Artinya: kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan (Robbins:1996).
Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan
kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang
sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang mengendalakan
karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja
ada rintangan yang menjadi penghambat.
Dengan
demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya
dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun)
dimana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusaan secara legal, tidak melanggar hukum, dan tidak
bertentangan dengan moral atau etika.
Kinerja
dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan
kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan
dan sifat-sifat individu. Kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu
: (1) kemampuan; (2) keinginan; dan (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar
mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi
untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor
ini kinerja yang baik tidak akan tercapai.
Kinerja
individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah
perasaan individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan
faktor-faktor individu, yakni: (1) kepribadian; (2) status dan senioritas; (3)
kecocokan dengan minat; dan (4) kepuasan individu dalam hidupnya.
Dari
berbagai definisi yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan
untuk pekerjaan itu.
Dari
pandangan tersebut kinerja mempunyai empat aspek, yaitu : (1) kemampuan; (2)
penerimaan tujuan perusahaan; (3) tingkatan tujuan yang dicapai; 4) interaksi
antara tujuan dan kemampuan para karyawan dalam perusahaan, dimana
masing-masing elemen tersebut berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Oleh
karena itu, dalam rangka peningkatan kinerja seorang karyawan, pengetahuan
bidang tugas pekerja yang bersangkutan sangat penting. Dengan demikian faktor-faktor
yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan
: (1) kebutuhan yang dibuat pekerja; (2) tujuan yang khusus; (3) kemampuan; (4)
kompleksitas; (5) komitmen; (6) umpan balik; (7) situasi; (8) pembatasan; (9)
perhatian terhadap kegiatan; (10)
usaha; (11) ketekunan; (12) ketaatan;
(13) kesediaan untuk berkorban; dan (14) memiliki standar yang jelas.
Penilaian
kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan
secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan
perusahaan. Analisis kinerja perlu dilakukan secara terus-menerus melalui
proses komunikasi antara karyawan dengan pimpinan. Untuk itu, ada tiga kriteria
dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, yaitu : (1) tugas karyawan; (2)
perilaku karyawan; dan (3) ciri-ciri karyawan. Suatu perusahaan tidak bisa
hanya sekedar mempunyai sistem penilaian saja, sistem harus efektif, diterima
dan pantas digunakan. Dengan terpenuhinya kondisi-kondisi itu, sistem performance evaluation dapat
mengidentifikasi peningkatan yang diperlukan pada SDM yang berhubungan dengan
analisis dan penempatan, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, dan
lain-lain. Disamping itu, performance evaluation
sangat penting untuk memfokuskan karyawan terhadap tujuan strategis dan untuk
penempatan, untuk penggantian perencanaan dan tujuan untuk pelatihan dan
pengembangan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja atau performance evaluation merupakan :
1. Alat
yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja
yang memadai dan melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan standar kinerja;
2. Satu
cara untuk penilaian kinerja dengan melakukan penilaian mengenai kekuatan dan
kelemahan karyawan;
3.
Alat yang baik untuk menganalisis
kinerja karyawan dan membuat rekomendasi perbaikan.
B.
Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja
menurut Werther dan Davis (1996:342) mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi
organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu:
1. Performance
Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil
tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
2. Compensation
adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja
yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
3. Placement
decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.
4. Training
and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
5. Carrer
planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi
karir yang dapat dicapai.
6. Staffing
process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
7. Informational
inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa saja kesalahan
yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang
informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi
manajemen sumber daya manusia.
8. Equal
employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision tidak
diskriminatif.
9. External
challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya
faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja,
faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber
daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai.
10. Feedback.
Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu
sendiri.
Berdasarkan
kesepuluh tujuan di atas, pihak manajemen Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Surabaya seperti yang diutarakan oleh Direktur Utama pada saat presentasi
laporan magang mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Airlangga bulan
Agustus 2004 mengarahkan tujuan penilaian kinerjanya untuk:
1. Memberikan
feedback bagi pegawai dan urusan kepegawaian
2. Dipergunakan
sebagai pertimbangan penentuan sistem reward (namun pada kenyataannya
berdasarkan hasil penilaian kinerja periode Desember 2004, justru penilaian
kinerja sebagai pertimbangan penentuan punishment bagi pegawai yang
kinerjanya kurang baik)
3. Dipergunakan
sebagai pertimbangan promosi dan rotasi pegawai
4. Dipergunakan
sebagai sumber informasi tentang kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai.
C.
Kriteria
Manajemen Penilaian Kinerja
Kriteria
penilaian kinerja dapat dilihat melalui beberapa dimensi, yaitu kegunaan
fungsional (functional utility), keabsahan (validity), empiris (empirical
base), sensitivitas (sensitivity), pengembangan sistematis (systematic
development), dan kelayakan hukum (legal appropriateness).
a.
Kegunaan fungsional bersifat krusial, karena
hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk melakukan seleksi, kompensasi,
dan pengembangan pegawai, maka hasil penilaian kinerja harus valid, adil, dan
berguna sehingga dapat diterima oleh pengambil keputusan.
b.
Valid atau mengukur apa yang sebenarnya hendak
diukur dari penilaian kinerja tersebut.
c.
Bersifat empiris, bukan berdasarkan perasaan
semata.
d.
Sensitivitas kriteria. Kriteria itu menunjukkan
hasil yang relevan saja, yaitu kinerja, bukan hal-hal lainnya yang tidak
berhubungan dengan kinerja.
e.
Sistematika kriteria. Hal ini tergantung dari
kebutuhan organisasi dan lingkungan organisasi. Kriteria yang sistematis tidak
selalu baik. Organisasi yang berada pada lingkungan yang cepat berubah mungkin
justru lebih baik menggunakan kriteria yang kurang sistematis untuk cepat
menyesuaikan diri dan begitu juga sebaliknya.
f.
Kelayakan hukum yaitu kriteria itu harus sesuai
dengan hukum yang berlaku.
Dimensi-dimensi ini digunakan dalam penentuan
jenis-jenis kriteria penilaian kinerja. Adapun kriteria-kriteria tersebut
adalah people-based criteria, product-based criteria, behaviour-based
criteria.
a. People-based
criteria dibuat berdasarkan dimensi kegunaan fungsional sehingga banyak
digunakan untuk selection dan penentuan kompensasi. Kriteria ini dibuat
berdasarkan penilaian terhadap kemampuan pribadi, seperti pengalaman, kemampuan
intelektual, dan keterampilan.
b. Product-based
criteria biasanya dianggap lebih baik daripada people -based
criteria. Kriteria ini didasarkan atas tujuan atau jenis output yang ingin
dicapai.
c. Behaviour-based
criteria mempunyai banyak aspek, bisa dari segi hukum, etika, normatif,
atau teknis. Kriteria ini dibuat berdasarkan perilaku-perilaku yang diharapkan
sesuai dengan aspek-aspek tersebut.
D.
Pengukuran Kinerja (Performance
Measures)
Pengukuran
kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (rating) yang
relevan. Rating tersebut harus mudah digunakan sesuai dengan yang akan diukur,
dan mencerminkan hal-hal yang memang menentukan kinerja Werther dan Davis
(1996:346). Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang
telah ditetapkan dengan kinerja sebenarnya yang terjadi.
Pengukuran kinerja
dapat bersifat subyektif atau obyektif. Obyektif berarti pengukuran kinerja
dapat juga diterima, diukur oleh pihak lain selain yang melakukan penilaian dan
bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran yang bersifat subyektif berarti
pengukuran yang berdasarkan pendapat pribadi atau standar pribadi orang yang
melakukan penilaian dan sulit untuk diverifikasi oleh orang lain.
E. Syarat-syarat Berkualitasnya
Penilaian Kinerja
1. Input
(potensi)
Agar
penilaian kinerja tidak bias dan dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang
dikehendaki oleh perusahaan, maka perlu ditetapkan, disepakati, dan diketahui
faktor-faktor yang akan dinilai/dievaluasi sebelumnya sehingga setiap karyawan
yang ada dalam perusahaan telah mengetahui dengan pasti faktor-faktor apa yang
dinilai. Dengan demikian, akan tercipta ketenangan kerja. Perlu ada kejelasan
ruang lingkup pengukuran, seperti berikut ini.
a. Who
?
Pertanyaan
ini mencakup hal-hal berikut ini.
1) Siapa
yang harus dinilai ?
2)
Siapa yang harus menilai ?
b. What
?
Apa
yang harus dinilai ? pertanyaan ini mencakup hal-hal berikut ini.
1) Objek
atau materi yang dinilai.
2)
Dimensi waktu.
c. Why
?
Mengapa
penilaian kinerja itu harus dilakukan ?
Hal
ini digunakan untuk :
1) Memelihara
potensi kerja;
2) Menentukan
kebutuhan pelatihan;
3) Dasar
untuk pengembangan karir;
4)
Dasar untuk promosi jabatan.
d. When
?
Waktu
pelaksanaan penilaian kinerja dapat dilakukan secara formal dan informal
e. Where
?
Penilaian
kinerja dapat dilakukan pada dua tempat, berikut ini.
1) Di
tempat kerja (on the job evaluation)
2)
Di luar tempat kerja (off the job evaluation)
f. How
?
Bagaimana
penilaian dilakukan, yaitu dengan menggunakan metode tradisional atau metode
modern.
Setelah beberapa pertanyaan di atas
dapat dijawab dan semakin jelas bagi
karyawan, supervisor, maupun perusahaan, hal-hal berikut ini perlu pula
ditetapkan sejak awal sebelum seorang karyawan akan dinilai.
a. Ukuran-ukuran
keberhasilan dalam pekerjaan dapat ditentukan dengan tepat dan lengkap, dan
diuraikan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur secara cermat dan
tepat.
b.
Standar pekerjaan seharusnya dapat
diterima oleh karyawan sebagai standar pekerjaan yang masuk akal (dapat dicapai
dengan upaya tertentu). Selain itu, dalam menyusun formulir evaluasi serta
faktor-faktor yang akan dinilai harus disesuaikan dengan bidang tugas dan
tanggung jawab karyawan.
2. Proses
(pelaksanaan)
Dalam
fase pelaksanaan, proses konsultasi dengan sebanyak mungkin individu dan
kelompok harus dilakukan, untuk menjamin seluruh aspek dari sistem penilaian
kinerja dapat dihubungkan secara menyeluruh dari pokok-pokok yang berhubungan
dengan praktik sehingga dapat berjalan dengan baik. Proses tersebut dapat
dilakukan melalui sarana-sarana berikut ini.
a. Briefing
(penjelasan singkat)
b. Pelatihan
c.
Output (hasil)
1. Pendefinisian
misi, penetapan tujuan dan sasaran perusahaan. Pendefinisian misi bertujuan :
a. Meyakinkan
adanya satu kesatuan tujuan di dalam perusahaan;
b. Menyediakan
dasar untuk memotivasi penggunaan sumber daya perusahaan;
c. Mengembangkan
suatu dasar, atau standar dalam rangka mengalokasikan sumber daya perusahaan;
d. Melaksanakan
suatu irama yang umum atau iklim perusahaan yang umum.
e. Menyediakan
dasar identifikasi tujuan dan arah perusahaan;
f. Mengakomodasi
proses penerapan tujuan dan sasaran ke dalam struktur kerja yang terlibat serta
penugasan pihak-pihak yang bertanggung jawab di dalam perusahaan;
g.
Menetapkan tujuan-tujuan perusahaan
secara khusus.
Untuk dapat merumuskan misi suatu
perusahaan dengan tepat dan jelas, dapat menggunakan acuan utama, yaitu :
a. Visi
perusahaan;
b. Jenis
perusahaan;
c.
Jenis usaha.
Penetapan
tujuan dan sasaran perusahaan merupakan hasil pengkajian pernyataan misi yang
berisi suatu kebijakan jangka panjang tertentu yang akan dilakukan dalam upaya
mencapai hasil yang telah ditetapkan. Sasaran sedapat mungkin ditetapkan dengan
menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif maupun kualitatif sehingga pencapaian
sasaran dapat diukur dengan jelas dan mudah.
2. Penetapan
rencana strategis dan kebijakan operasional perusahaan
Perencanaan
strategis merupakan proses berkesinambungan suatu pengambilan keputusan yang
mengandung risiko. Perencanaan strategis membantu pengambilan keputusan untuk memilih
secara rasional di antara berbagai kemungkinan, sumber daya yang harus
dialokasikan, sejalan dengan tujuan dan sasaran, serta hasil yang diharapkan
dari perusahaan yang bersangkutan.
Perencanaan
strategis mencakup :
a. Analisis
lingkungan untuk menentukan kendala dan kesempatan yang spesifik;
b. Penilaian
untuk menentukan kemampuan dan sumber daya utama yang dapat digunakan untuk
mengembangkan strategi yang kompetitif dengan situasi yang ada;
c. Integrasi
kemampuan dan sumber daya yang khusus dengan kesempatan tertentu dalam
lingkungan perusahaan;
d. Penetapan
tujuan dan sasaran perusahaan;
e.
Penciptaan beberapa kebijakan, rencana,
program, dan tugas pokok perusahaan dan masing-masing departemen untuk
menyukseskan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
3. Penetapan
dan pengembangan indikator-indikator kinerja
Indikator kinerja merupakan sesuatu yang
akan dihitung dan diukur. Untuk perusahaan yang baru pertama kali melakukan
pengukuran kinerja dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
a. Meneliti
tugas pokok dan fungsi perusahaan;
b. Meneliti
tujuan kebijakan dan program-program yang ada pada perusahaan;
c. Meneliti
sasaran program, sasaran pelaksanaan tugas dan target-target yang ditetapkan
oleh kantor pusat (bagi kantor cabang atau kantor wilayah);
d. Membuat
daftar, indicator outcome;
e. Membuat
daftar variabel-variabel masukan dan proses;
f.
Memilih indikator-indikator yang
diinginkan.
4. Pengukuran
kinerja dan penilaian hasil pengukuran
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengukur
kinerja adalah sebagai berikut.
a. Penetapan
indikator kinerja, dengan memerhatikan :
1) Karakteristik
indikator kinerja yang baik
2) Pertimbangan
utama penetapannya bahwa indikator kinerja harus :
a) Menggambarkan
hasil atau pencapaian hasil;
b) Merupakan
indikator di dalam wewenangnya (uncontrollable);
c) Mempunyai
dampak negatif yang rendah;
d) Digunakan
untuk menghilangkan insentif yang sudah ada;
e)
Ada pengganti atau manfaat yang lebih
besar jika menghilangkan insentif.
b. Cara
pengukuran kinerja
c.
Penilaian kinerja
5. Pelaporan
hasil-hasil secara formal
Pelaporan
hasil pengukuran kinerja mempunyai dua fungsi, yaitu :
a. Sebagai
pertanggungjawaban atas hasil yang dicapai, proses yang dilakukan, dan sumber
daya yang telah dipercayakan untuk dikelola;
b.
Sebagai umpan balik dalam rangka
meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
6. Penggunaan
informasi kinerja
Informasi
kinerja digunakan sebagai sarana untuk menilai keberhasilan/kegagalan
pencapaian kinerja pada suatu periode tertentu sebagai pertanggungjawaban
penggunaan sumber daya (input) yang
telah dikuasakan pada suatu perusahaan tertentu. Selain itu, informasi kinerja
digunakan juga sebagai umpan balik (feedback)
sebagai sarana untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.
BAB
III
KESIMPULAN
1.
Penilaian kinerja merupakan proses yang
dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Dalam
dunia kompetitif yang mengglobal, perusahaan-perusahaan membutuhkan kinerja
tinggi. Pada waktu yang sama, para karyawan membutuhkan umpan balik tentang
kinerja mereka sebagai petunjuk untuk mempersiapkan perilaku masa depan.
2.
Penilaian seharusnya menciptakan
gambaran akurat dari kinerja perorangan. Penilaian tidak dilakukan hanya untuk
mengetahui kinerja buruk. Hasil-hasil yang baik dan dapat diterima harus
diidentifikasi sehingga dapat dipakai sebagai dasar penilaian hasil lainnya.
3.
Syarat-syarat berkualitasnya penilaian kinerja
terdiri dari :
1)
Input (potensi);
2)
Proses (pelaksanaan);
3)
Output (hasil).
4. Unsur-unsur kunci dalam penilaian kinerja :
1)
Pendefinisian misi, penetapan tujuan dan
sasaran-sasaran perusahaan
2)
Penetapan rencana strategis dan
kebijakan operasional perusahaan
3)
Penetapan dan pengembangan
indikator-indikator kinerja
4)
Pengukuran kinerja dan penilaian hasil pengukuran
5)
Pelaporan hasil-hasil secara formal
6)
Penggunaan informasi kinerja
DAFTAR
PUSTAKA
Mangkuprawira,
Sjafri., 2009. Horison Bisnis, Manajemen
dan Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia. Jakarta.
Mangkuprawira,
Sjafri., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Rivai,
Veithzal, dkk., 2008. PERFORMANCE
APPRAISAL : Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan
Daya Saing Perusahaan. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Wirawan,
2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia. Salemba Empat. Jakarta
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah Manajemen Kinerja dengan judul Pentingnya Penilaian Kinerja ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan.
Akhirnya
melalui kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun mengharapkan
semoga makalah ini berguna bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Gresik, 10 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR
.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI
.................................................................................................................. ii
BAB
I. PENDAHULUAN........................................................................................ .. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penilaian Kinerja ...................................................................... 2
C. Kriteria
penilaian manajemen kinerja.......................................................
7
D. Pengukuran
Kinerja..................................................................................
8
E. Syarat-syarat
Berkualitasnya Penilaian Kinerja ......................................... 8
F. Unsur-unsur
Kunci dalam Penilaian Kinerja ............................................ 10
BAB
III. KESIMPULAN
........................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
Kami disetujui pemerintah dan pemberi pinjaman kredit bersertifikat Perusahaan kami tidak menawarkan pinjaman mulai dari pribadi untuk pinjaman industri untuk orang yang tertarik atau perusahaan yang mencari bantuan keuangan pada tingkat bunga dinegosiasikan 2% kesempatan untuk membersihkan dept Anda., Mulai atau meningkatkan bisnis Anda dengan pinjaman dari pinjaman perusahaan kami diberikan di Pounds (£), dollar ($) dan Euro. Jadi mengajukan pinjaman sekarang orang yang tertarik harus menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut. Mengisi informasi data peminjam. Hubungi kami sekarang melalui: jenniferdawsonloanfirm20@gmail.com
BalasHapus(2) Negara:
(3) Alamat:
(4) Kota:
(5) Sex:
(6) Status Pernikahan:
(7) Bekerja:
(8) Nomor Ponsel:
(9) Penghasilan Bulanan:
(10) Jumlah Pinjaman Dibutuhkan:
(11) Jangka waktu pinjaman:
(12) Tujuan Pinjaman:
Terima kasih atas pengertian Anda karena kami berharap untuk mendengar dari Anda segera.
E-Mail: jenniferdawsonloanfirm20@gmail.com
izin download min
BalasHapus